Labels

Thursday, 23 April 2015

RITUAL RAMBU SOLO TORAJA

Perayaan upacara adat di Indonesia sangat banyak mengingat banyaknya kebudayaan dan daerah di Indonesia. Upacara tersebut menjadikan negeri ini semakin kaya dengan budaya yang harus dilestarikan. Salah satu upacara adat yang dinilai unik adalah Ritual Rambu Solo Toraja yang merupakan upacara adat kematian bagi warga Suku Toraja Kabupaten Tanah Toraja Sulawesi Selatan. Ritual ini sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat Indonesia bahkan Mancanegara.
Upacara Rambu Solo Toraja ini menjadi kewajiban bagi masyarakat suku Toraja sebagai bukti penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal. Dalam upacara ini, ada keunikan yang diyakini masyarakat, terutama dalam prosesi pembuatan patung atau boneka kayu. Patung atau boneka yang dibuat tersebut dibuat untuk kemudian diletakkan di tebing dan diyakini semakin hari semakin mirip dengan orang yang telah meninggal tersebut.
Upacara Ritual Rambu Solo Toraja tersebut didasarkan atas kepercayaan Aluk Todolo yang merupakan Agama pertama yang dianut masyarakat suku toraja untuk menghormati serta menghantarkan arwah orang meninggal ke alam roh. Di alam roh itulah diyakini mereka akan menemukan Puya, tempat peristirahatan terakhir yang berada di selatan tempat tinggal manusia. Jika Rambu Solo Toraja bisa digelar dengan lancar, maka masyarakat Suku Toraja meyakini arwah bisa tenang di alam lain dengan sempurna. Prosesi Ritual Rambu Solo Toraja ini juga terkait dengan posisi arwah orang meninggal. Mereka percaya jika posisi tersebut meliputi arwah gentayangan (Bombo), arwah dengan pencapaian tingkat dewa (To-membali puang), dan Dewa pelindung (Deata).
Prosesi Ritual Rambu Solo Toraja digelar dengan menggunakan beberapa tahapan, termasuk atraksi budaya yang bisa ditonton oleh orang banyak.  Atraksi tersebut meliputi adu kerbau, dimana hewan itu diadu terlebih dahulu sebelum disembelih. Ketika disembelih, ada hal unik yang mengikuti prosesi ini yaitu kerbau disembelih dengan cara menebas leher kerbau tersebut pada saat dalam posisi berdiri. Cara penyembelihan tersebut lasim disebut ma’ tinggoro yang merupakan salah satu ciri khas dalam ritual Rambu solo tersebut.
Selain itu, upacara Ritual Rambu Solo Toraja juga menggunakan kerbau yang spesial karena menyediakan kerbau belang jenis bonga dan saleko yang merupakan jenis kerbau yang memiliki ukuran nilai sosial sangat tinggi. Harga kerbau tersebut mencapai 50 sampai 100 juta rupiah. Semakin tinggi status sosial orang yang meninggal, maka semakin banyak kerbau yang disembelih. Keluarga dari golongan menengah biasanya menyediakan 8 ekor kerbau yang ditambah 50 ekor babi untuk prosesi Ritual Rambu Solo Toraja. Untuk keluarga bangsawan bahkan kerbau yang disembelih bisa mencapai 24 ekor hingga 100 ekor.
Keunikan lainnya dari upacara Ritual Rambu Solo Toraja adalah adanya prosesi adat yang lasim disabut ma’badong. Ma’badong adalah merupakan nyanyian senandung ratapan yang mengungkapakan kesedihan dari pihak keluarga maupan sahabat dari orang yang telah  meninggal. Prosesi ma’badong dilakukan dengan cara bergandengan tangan membentuk satu lingkaran dengan gerakan khas yang telah menjadi ketentuan sambil menyanyikan senandung ratapan. 

No comments: