Jenny Q. Ta,
merupakan seorang wanita dengan ide bernilai jutaan dolar atau miliaran rupiah.
Ta sekarang berumur 44 tahun, berhasil menjadi miliuner saat umurnya masih 27
tahun. Semua dihasilkan dari usahanya sendiri.
"Sebagai seorang anak yang tumbuh di wilayah makmur di Fresno (California), saya belajar cepat untuk mewujudkan segala keinginan," ujar Ta dilansir dari CNN, Selasa (19/5/2015).
Ta lulus SMA setahun lebih cepat, dan mendapatkan gelar sarjana di bidang sistem informasi bisnis dari Universitas California dalam waktu 3 tahun.
Saat berumur 21 tahun, dia masuk sebagai pegawai pemula di Lehman Brother dengan bayaran US$ 10 per jam sebagai pengurus akun baru. "Itu merupakan posisi di atas juru tulis," jelas Ta.
Setelah mulai menguasai pekerjaannya, Ta keluar dari perusahaan. "Saya mengatakan pada diri saya. Sebagai seorang wanita, saya harus menempuh bertahun-tahun untuk bisa menjadi ahli dan menjabat sebagai pialang (broker saham)," kata Ta.
Dari pekerjaan lamanya, Ta menghabiskan beberapa tahun bekerja sebagai pialang independen, dan akhirnya berusaha sendiri. Dia memutuskan untuk membuka perusahaan sendiri, dan mengundang sejumlah pialang yang dikenalnya untuk bekerja bersamanya, dengan janji akan mendapatkan uang lebih besar.
Usahanya berhasil, Ta meluncurkan Vantage Investments di 1998 dengan 30 pialang, saat umurnya 27 tahun. "Saya menjadi miliuner dalam kurang dari setahun," kata Ta.
Berani
mengambil risiko, menjadi kunci kesuksesan Ta. Sifat berani mengambil risiko
ini didapatkan Ta dari ibunya, yang lari dari Vietnam pada 1988 dengan membawa
Ta dan saudara laki-lakinya menuju Hong Kong. Dua tahun kemudian, saat Ta
berumur 9 tahun, keluarganya pergi ke Amerika Serikat (AS)."Sebagai seorang anak yang tumbuh di wilayah makmur di Fresno (California), saya belajar cepat untuk mewujudkan segala keinginan," ujar Ta dilansir dari CNN, Selasa (19/5/2015).
Ta lulus SMA setahun lebih cepat, dan mendapatkan gelar sarjana di bidang sistem informasi bisnis dari Universitas California dalam waktu 3 tahun.
Saat berumur 21 tahun, dia masuk sebagai pegawai pemula di Lehman Brother dengan bayaran US$ 10 per jam sebagai pengurus akun baru. "Itu merupakan posisi di atas juru tulis," jelas Ta.
Setelah mulai menguasai pekerjaannya, Ta keluar dari perusahaan. "Saya mengatakan pada diri saya. Sebagai seorang wanita, saya harus menempuh bertahun-tahun untuk bisa menjadi ahli dan menjabat sebagai pialang (broker saham)," kata Ta.
Dari pekerjaan lamanya, Ta menghabiskan beberapa tahun bekerja sebagai pialang independen, dan akhirnya berusaha sendiri. Dia memutuskan untuk membuka perusahaan sendiri, dan mengundang sejumlah pialang yang dikenalnya untuk bekerja bersamanya, dengan janji akan mendapatkan uang lebih besar.
Usahanya berhasil, Ta meluncurkan Vantage Investments di 1998 dengan 30 pialang, saat umurnya 27 tahun. "Saya menjadi miliuner dalam kurang dari setahun," kata Ta.
"Saat itu saya tidak bisa berbahasa Inggris dan sulit menikmati sekolah. Saya pernah menyerah beberapa kali. Namun saya melihat ke belakang dan bertanya, kenapa saya tidak bisa tidak bisa menjadi orang yang kuat," kata Ta.
Kepercayaan dirinya tumbuh saat dia menyadari punya kelebihan di pelajaran matematika. "Kekuatan dan kesejahteraan datang dari pendidikan. Saya ingin sukses secepat mungkin," ujarnya.
Saat teman-temannya pergi bermain bowling dan berdansa, Ta menyendiri dengan buku-buku sekolahnya. "Saya melakukan ini (membaca buku) dengan menghabiskan 99% waktu saya," jelasnya.
Pada 2001, Ta menjual Vantage dengan harga yang dirahasiakan, setelah bisa mengelola aset investasi senilai US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,2 triliun. Dari situ, Ta mengejar gelar MBA di Universitas Fresni dan meluncurkan perusahaan baru bernama Titan Securities pada 2005.
Tak disangka, Titan langsung dibeli oleh investor di tahun yang sama saat didirikan. "Sangat mengherankan, karena saya belum membangun aset investasi apa pun. Pembeli tersebut menyukai Titan karena belum memiliki tekanan apa pun," kata Ta.
Meski dijual, Ta tetap menjadi Vice President di Titan. Setelah 20 tahun di bisnis investasi saham Wall Street, pada Januari ini Ta meluncurkan usaha barunya yaitu Sqeeqee.
Sqeeqee didirikan dengan anggaran US$ 5 juta. Dari jumlah itu, US$ 1,2 juta didanai oleh Ta bersama keluarga dan teman-temannya. Sqeeqee memberikan kesempatan kepada penggunanya untuk mendapatkan uang dari aktivitasnya di media sosial.
"Platform ini membuat anda menghasilkan uang dari kegiatan online, seperti melakukan posting status, berbagi foto, dan video," kata Ta.
Dia mengklaim, dalam beberapa hari setelah diluncurkan, pengguna Sqeeqee mencapai 25.000 orang. "Saya percaya dengan ide-ide yang muncul. Terkadang anda harus menutup mata dan melakukannya, jangan berpikir terlalu banyak," kata Ta.
No comments:
Post a Comment